Geliat Penjualan Ikan Konsumsi dan Hias di BBIAT Cimahi

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi menargetkan peningkatan tingkat produksi benih ikan tahun ini.

Peningkatan tersebut ditujukan untuk memenuhi semakin banyaknya permintaan pasar akan benih ikan. Setiap hari, permintaan benih ikan dari BBIAT mencapai 200-350 benih ikan. Kepala UPT BBIAT Kota Cimahi, Nandang Jayawiguna mengungkapkan, permintaan benin ikan, terutama jenis gurame sekarang ini mulai meningkat. Terutama dari luar daerah Kota Cimahi, seperti Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Namun, permintaan benih ikan khususnya gurame saat ini belum bisa dipenuhi pihaknya. Pasalnya, benih ikan konsumsi yang diproduksi pihaknya untuk saat ini baru ikan nila dan lele. Sedangkan gurame baru akan dikembangkan.

"Permintaan sudah banyak, terutama gurame. Tapi kita baru menjual ikan lele dan nila dulu," kata Nandang saat ditemui di UPT BBIAT Kota Cimahi di Komplek Nata Endah, Cihanjuang, Cibabat, Kota Cimahi, Senin (14/1/2010).

Dijelaskannya, budidaya ikan gurame itu memerlukan cuaca panas. Jadi, untuk saat ini BBIAT bakal fokus untuk pengembangan ikan konsumsi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan Kota Cimahi.

"Selain nila dan lele, kita ke depan akan kembangkan juga budidaya benih unggul ikan mas, termasuk gurame," ujar Nandang.

Selain pengembangan ikan konsumsi, pihaknya juga terus mengembangkan budidaya ikan hias. Terutama ikan hias yang memiliki potensi pasar bagus. Untuk saat ini, ikan hias yang tersedia dan diburu dari BBIAT adalah frontosa dan festae.

"Rencananya ikan hiasnya akan kita kembangkan lagi, seperti arwana, koi dan cupang," tandasnya.

Selain peningkatan budidaya ikan, pihaknya juga menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor penjualan ikan terus meningkat. Salah satu upayanya ialah rencana revisi Peraturan Daerah (Perda) Kota Cimahi Nomor 3 tahun 2017 tentang Retribusi Jasa Usaha.

Dijelaskan Nandang, PAD dari sektor jasa usaha benih ikan didapat dari penjualan ikan konsumsi dan ikan hias yang dimulai sejak Mei 2018. Pendapatannya mencapai Rp 32 juta lebih.

"Kita sudah bisa menjual tahun 2018 awal Mei, mulai ada penghasilan. PAD-nya sekitar Rp 32 juta lebih," terang Nandang.

Dikatakannya, dalam pengajuan revisi nanti, beberapa point yang akan diubah adalah soal budidaya jenis ikan dan harganya. Pasalnya, dalam Perda yang digunakan saat ini, hanya ada beberapa jenis ikan yang diperjualbelikan.

Yakni benih ikan konsumsi lele. Harganya pun disesuaikan dengan ukuran. Harga terendahnya Rp50/ekor untuk ukuran larva, sedangkan harga tertinggi adalah ukuran 9-12 cm yang dipatok Rp400/ekor. Kemudian, benih ikan nila yang dijual sesuai ukuran. Harga terendah benih nila ukuran larva ialah Rp25/ekor. Sedangkan harga tertinggi Rp200/ekor untuk ukuran 9-12 cm.

Untuk ikan mas, harga terendah adalah Rp50/ekor untuk ukuran larva. Sedangkan harga tertinggi Rp250/ekor untuk ukuran 9-12 cm.

Begitupun dengan harga jual ikan hias yang rencanannya bakal diubah dalam Perda. Saat ini, ada beberapa ikan hias yang dibudidayakan di BBIAT yang tercantum dalam Perda. Seperti ikan frontosa yang dijual Rp150.000/ekor dan Mas Koki Ranchu yang dijual Rp150.000/ekor.

"Mudah-mudahan ada peningkatan terus. Sekarang kita udah jual ikan lele dan nila. Ikan hiasnya ada frontosa," ujar Nandang.

Nandang melanjutkan, dengan rencana perubahan Perda nanti, diharapkan PAD dari budidaya ikan bisa meningkat. Apalagi, dirinya mengklaim permintaan benih ikan semakin meningkat.

"Target tahun ini Rp 40 juta. Allhamdulilah sedikitnya bisa kontribusi terhadap PAD," kata Nandang.

Dikatakannya, sejak resmi dikomersilkan tahun lalu, memang setiap harinya ada saja konsumen yang membeli benih ikan dari BBIAT, terutama ikan konsumsi, bahkan cenderung meningkat. Termasuk dari wilayah tetangga, seperti Bandung Barat dan Kota Bandung.

"Kalau jumlah tidak menentu, tapi rata-rata 200-300 ekor per hari," tandasnya.

Sumber : Website Cimahi

Berita Terbaru

Link Terkait

www.stat-counter.org